" Harta, Tahta, Karma "
Cast : Logan Arthur & Celine Clover.
Logan Arthur. Nama pria yang selalu Celine ucapkan dalam diam. Dalam doanya di hadapan Tuhan setiap ia berada di gereja. Entah mengapa, ia sangat sukar melupakan sosok pria yang sudah mengisi hari-harinya menjadi berwarna, beberapa tahun silam. Sebelum ia berubah, dan sebelum dunia merubah sosok Celine Clover.
Mata ramah dan senyuman manis yang selalu terpatri pada wajah berrahang kokoh itu, selalu bisa membuat Celine masuk ke dalam pusaran gelap yang dinamakan 'Cinta'. Cinta yang semakin lama, semakin membuat Celine paham bahwa dunia yang ia butuhkan di dunia ini, bukan hanya 'Cinta', namun 'Kekayaan' dan 'Kekuasaan'.
Ya. Celine paham dirinya sudah dijungkir-balikkan oleh sosok di depannya dengan mengatas-namakan 'Cinta Tulus Apa Adanya'. Bodoh. Bukan, Celine menyebut dirinya 'Gila'. Celine tergila-gila oleh sosok Logan, yang ramah, lugu, dan humoris. Dulu. Hingga berakhir pada 5 tahun yang lalu.
Logan Arthur. Bisa disebut 'Mantan Terakhir' atau 'Mantan Terindah' seorang Celine Clover, sang desainer ternama di negeri ini. Celine yang selalu menyebut 'Cinta itu Kepalsuan dan Kemustahilan'. Dulu, sebelum ia bertemu dengan Logan. Namun saat bertemu dan bersama pria itu, Celine menghapus bersih kalimat tersebut dalam kamus kehidupannya. Na'as, semakin berkembang rasa cintanya untuk Logan, tulusnya Celine membantu Logan merintis perusahaan kecilnya hingga sukses besar dan semakin berkembang seperti saat ini, pria itu seakan semakin menjauh darinya. Bahkan, saat Celine sudah berbaik hati merelakan waktu belajar dan bersenang-senangnya, serta beberapa kali membolos kuliah S1 desain-nya, demi seorang Logan. Dan tepat, saat merayakan 'Hari Jadi' mereka ke-8 tahun, Logan memutuskan hubungannya dengan Celine secara sepihak dan memilih bertunangan dengan sahabat mereka sendiri.
Katie Connor. Rasanya, nama itu selalu mampu membuat darah Celine mendidih. Dulu. Ia selalu tidak menyangka, dari sekian banyak wanita yang mencoba mendekati mantan kekasihnya itu, mengapa harus sahabatnya sendiri. Yang bahkan, setiap kebaikan dan keburukan Katie pun, Celine ketahui.
"Katie jauh lebih pantas bersanding denganku, Miss Clover."
Itu adalah kalimat terakhir dari Logan, yang lebih kepada 'alasan Logan berhenti mencintai Celine', yang begitu menghunus tepat di relung hati Celine. Tidak ada kata 'Honey', 'Sugar', 'Baby', atau 'Elle', nama panggilan yang diberikan Logan untuknya. Celine tentu tidak menyangka, apa kurangnya Celine dibandingkan Katie. Celine berani bertaruh, jika Katie hanya mengincar harta dan kuasa seorang Logan Arthur. Jangan lupakan fakta, bahwa mereka pernah bersahabat baik, tentunya sebelum semua hal buruk itu terjadi. Celine tentu dapat menebak dengan tepat, apa kesukaan Katie Connor. Dari masa Junior hingga Senior High School. Harta dan tahta bagi seorang Katie Connor.
Sejak saat itu, dunia seakan mengubah pemikiran dan kepribadian Celine Clover terhadap pria dihadapannya ini, walaupun rasa itu masih sedikit tersimpan dan membekas pedih dalam batin dan pikirannya. Bodoh. Sekali lagi, Celine bodoh. Semua terasa sakit baginya. Senyum miris itu pun terpatri di wajah cantiknya kala mengingat masa indah sekaligus suramnya itu.
"Kau kenapa, Mrs. Leandro? Apa kau sakit?"
Celine menggeleng cepat dan tersenyum anggun. Ia mengambil segelas strawberry smoothies dari meja di hadapannya, dan meminumnya perlahan. Lihat? Bahkan Logan masih mengingat minuman kesukaan Celine.
"Tidak biasanya kau datang sendiri kepada kolega-mu, Mrs. Leandro. Bahkan, ini kali pertama kau menginjakkan kakimu di perusahaanku."
Celine mengedikkan bahunya santai. Dia menaruh kembali strawberry smoothies-nya dan kembali menatap pria beriris cognac itu. Dia menyandarkan punggungnya dan mengecek cat kuku di kedua tangannya. Terlihat ramai, namun tidak berlebihan.
"Aku hanya ingin menyapa 'masa laluku', apa aku salah, Mr. Arthur?"
"Seperti itu?"
Logan tersenyum miring, kali ini. Ia turut menyenderkan punggungnya dan mengetuk-ketuk telunjuk kanannya di pinggiran sofa beludru berwarna abu-abu gelap itu. Mata tajamnya menatap Celine Clover, wanita dari masa lalunya yang kini sudah berubah 180 derajat. Logan jelas terkejut. Dalam ingatan terakhirnya, Celine adalah gadis bodoh tanpa lekuk tubuh yang berarti. Kini, lihatlah dia. Bahkan penampilannya pun sangat berkelas. Simpel, namun tetap menunjukkan sisi elegan seorang wanita dewasa. Wajah asli Celine membuatnya tidak perlu memoleskan riasan yang terlalu banyak dan berlebihan. Kecantikan yang natural. Bahkan, jika Logan berfikir ulang, Celine sangat jauh lebih baik, jika dibandingkan dengan istrinya saat ini, Katie Connor.
Wanita boros itu sangat suka menghamburkan uangnya untuk hal yang tidak berguna, sukar dipahami, keras kepala, egois, terlalu moody, dan bahkan tidak mau membantunya mengantarkan berkas yang tertinggal dari rumah mereka ke kantor perusahaan Logan. Ia tipikal wanita yang malas, tidak biasa dengan rasa lelah, tidak pernah bersyukur dan tidak pernah merasa puas, bahkan sangat menyukai hal-hal instan, termasuk jika hal itu menguntungkan wanita tamak itu. Logan bodoh, karena telah memilih teman hidup yang salah dan sangat tidak menguntungkannya.
Namun apa dayanya, jika Celine saja sudah menikah dan akan melaksanakan pesta pernikahan untuk pers dan media, dengan anak bungsu Sang Pemilik Negeri ini, yang menjabat sebagai dokter kecantikan yang sangat terkenal akan hasil yang memuaskan di negeri ini. Bahkan, cabang rumah kecantikan sang suami Celine sudah menyebar di negeri ini dan di luar negeri. Jangan lupakan surat undangan pesta pernikahan tersebut, Logan baru saja menerimanya. Tergeletak indah di meja, di hadapannya. Sungguh ironis hidup ini.
"Ya. Karena sebentar lagi, 'suami'-ku akan menjemputku makan siang. Dan kau bisa mengajak istrimu ikut serta dengan kami, bagaimana?"
Celine menekankan kata 'suami' kepada Logan. Logan menaikkan salah satu alisnya.
"Dylan Leandro? Wow! Sungguh, aku akan sangat terkesan, Mrs. Leandro. Tapi sepertinya, Katie sedang ada urusan lain, jadi kita bisa menunda makan siang bersama."
"Untuk itu, aku tidak tau, Mr. Arthur. Karena sejujurnya, 'suami'-ku itu sangat pencemburu. Hanya untuk kali ini, dan tidak akan ada untuk kali kedua atau seterusnya. Aku sangat menghargainya, begitupun dia menghargaiku."
Logan mengagguk samar. Ia cukup pintar untuk mengetahui arti kalimat yang Celine lontarkan. Tapi, ada apa? Lalu, bagaimana Celine bisa datang kesini sekarang, bila Dylan saja pencemburu?
"Dylan yang tadi mengantarku kesini, lalu dia kembali melanjutkan meeting-nya yang tertunda olehku. Daripada aku menunggu sendirian di ruangannya yang luas itu, walaupun aku sangat terkesan karena sekretaris junior-nya merupakan pria irit ekspresi, atau mungkin sekretaris senior-nya juga begitu? Yang ku tau, kedua sekretarisnya merupakan pria tulen, dan itu cukup membuatku tenang, daripada harus wanita-wanita minim pakaian dan terlalu memamerkan kulit tubuhnya. Maka dari itu, aku pergi kesini sekaligus memberimu 'kabar bahagia'-ku ini. Karena dulu, pada saat acara pertunangan dan pernikahan utamaku di altar, aku dan Dylan 'hanya' mengundang keluarga besar saja. Dan sejujurnya, aku juga 'lupa' mengundangmu dan istrimu saat pengucapan Janji Pernikahan kami. Apa penjelasanku ini bisa kau mengerti, Mr. Arthur?"
Logan tergelak. Ia tertawa cukup lama dengan penuturan panjang Celine. Untuk fakta yang satu ini, Celine tidak berubah. Logan masih menyukai nada bicara Celine beserta cerewet dan bawelnya Celine kepadanya. Tak lama berselang, Logan meminum es kopi americano-nya untuk meredakan rasa geli itu. Suasana hening pun tercipta cukup lama. Celine tengah asik bermain dengan ponsel pintarnya dan sesekali tersenyum dan terkikik. Sedangkan Logan, ia menatap kecewa mantan kekasihnya itu.
"Apa kau bahagia dengannya, Celine?"
Ucapan Logan sontak membuat Celine mengalihkan pandangannya dari ponselnya kepada Logan. Wanita itu terdiam dan mengerjapkan matanya cepat. Tak lama, senyum merekah bahagia tercetak di wajahnya. Celine terdiam dan mengalihkan pandangannya kembali pada ponsel pintarnya.
"Tentu saja. Dan kau bisa menilainya dengan ini, Logan."
Celine menunjukkan sebuah foto dari ponselnya kepada Logan. Sebuah foto yang menunjukkan alat uji kehamilan berbentuk stik yang dirancang untuk mengetahui apakah urine yang dijadikan sampel mengandung hormon hCG. Alat tersebut menunjukkan dua garis biru. Celine hamil. Dan itu jelas anak Dylan Leandro. Karena setau Logan, Celine selalu memegang teguh pendirian 'Ke-Timur-an' yang tidak mau melakukan seks sebelum menikah. Dan tentu, dulu saat bersama Logan pun, mereka tidak pernah melakukannya. Maka tidak salah, jika Logan melakukan 'hal itu' dengan bantuan Katie, hingga Katie mengandung anak mereka. Buah cintanya dengan Logan.
Sialan!
Bahkan wajah Logan kini semakin pias. Dylan Leandro adalah pria pertama Celine Clover. Namun, Logan Arthur bukanlah pria pertama Katie Connor. Lalu, sudah berapa pria yang bersama Katie sebelum Katie bersama Logan?
"Mari berdamai, Logan Arthur."
Tidak bisa!!! Kau tidak bisa seperti ini kepadaku, Celine Clover!!!
"Baiklah, Mrs. Leandro."
Komentar
Posting Komentar
Makasih udah kasih support-nya.
Semoga harimu menyenangkan.
Salam, Axel.